Pengertian dan Contoh Budi Pekerti yang Baik

Pengertian Budi Pekerti

Budi pekerti merupakan perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bergaul, berkomunikasi, maupun berinteraksi sesama kita sebagai manusia atau dengan sang pencipta.dalam pergaulan kita sehari-hari komunikasi dan interaksi mengandung etika atau tata cara yang sudah menjadi panutan bersama, yaitu norma atau aturan yang berlaku, baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Budi pekerti yang baik terdiri dari perangai, tabiat, dan perilaku yang lahir dengan sengaja tidak dibuat-buat dan telah menjadi kebiasaan. Dalam berbudi pekerti sehari-hari kita harus mengetahui 
budi pekerti yang baik dan budi pekerti jelek, sehingga kita mengetahui tata cara bergaul dan hidup dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Nah, dalam pembahasan kali ini kami akan mencoba membahas perihal contohn budi pekerti yang baik, berikut adalah cara-cara berbudi pekerti yang baik.

Budi Pekerti yang Baik

Contoh Budi Pekerti yang Baik

A. Takwa Kepada Tuhan yang Maha Esa

Agar memiliki budi pekerti yang baik, hal pertama yang harus dilakukan adalah beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Iman artinya mengetahu dengan seyakin-yakinnya bahwa sesuatu itu memang ada, sedangkan takwa merupakan keinsyafan yang diikuti kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Tuhan Yang Meha Esa serta menjauhi segala apa yang tidak disukai oleh-Nya.

Dengan adanya iman dan taqwa yang tertanam dalam hati, kita akan menyadari alam ini ada yang menguasai serta mengaturnya, yaitu Tuhan YME. Olehnya itu, kita berkewajiban untuk meyakini dan takwa serta beribadah. Kita sebagai manusia yang beriman dan bertakwa sudah tentu akan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta melindungi dan menghargai segenap ciptaan-Nya.

1. Dalam Kehidupan Bermasyarakat

  • Saling menghormati sesama manusia dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat.
  • Selalu membina kerukunan, keamanan, ketertiban dalam hidup di masyarakat.
  • Mengakui hak-hak masyarakat.
  • Mengamankan dan melestarikan alam dan lingkungan masyarakat.
  • Menaati segala peraturan yang berlaku di lingkungan masyarakat.
  • Melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai warga masyarakat seperti meronda, menjaga ketertiban, dan kebersihan.

2. Dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Menjalankan segala perintah Tuhan YME dan menjauhi segala hal yang dapat mendatangkan murka-Nya
  • Melaksnakan ajaran agama sesuai dengan keyakinan masing-masing, tanpa merasa paling benar sendiri.
  • Toleransi terhadap kebebasan dan kemerdekaan untuk menjalankan ibadan menurut ajaran agama dan kepercayaan masing-masing.
Kita sebagai orang yang beriman dan bertakwa harus mengetahui dengan sadar dan tulus hati bahwa diluar diri kita ada yang menguasai. Oleh karena itu, untuk memperdalam dan meningkatkan kepercayaan kepada Tuhan YME, kita berusahan menanamkan keimanan dan ketakwaan sedini mungkin sehingga dalam tindakan dan perbuatan selalu dapat dilakukan melalui jalan yang benar, yaitu jalan yang sesuai dengan ajaran Tuhan YME.

Percaya dan takwa terhadap Tuhan YME dalam perwujudannya adalah menjalankan ajaran agama. Apabila keimanan dan keyakinan itu telah mantap tertanam dalam hati, dengan sendirinya akan membuahkan amal yang nyata sesuai dengan ketentuan agama.

B. Berbuat Baik Sesama Manusia

Berbuat baik merupakan salah satu ibadah. Ibadah itu besar ganjarannya  bagi si pelaku, baik di dunia maupun di akhirat. Ganjaran di dunia, antara lain kita disenangi oleh semua orang, dihormati, dan dihargai. Adapun ganjaran di akhirat, pembalasannya nanti setelah kita meninggal dan menghadap kepada Tuhan.

1. Berbuat Baik Kepada Guru

Sesungguhnya guru dengan susah payah mendidik, memperbaiki budi pekerti kita, mengajar, dan memberikan nasihat-nasihat yang bermanfaat. Oleh karena itu, kita harus menyayangi semua guru seperti halnya ayah dan ibu kita di rumah. Setiap guru selalu berharap bahwa kelak murid-muridnya akan menjadi orang yang berpendidikan dan berguna bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.

Oleh karena itu, hargailah guru seperti kita menghargai kedua orang tua. Kalau duduk di hadapannya, duduklah dengan sopan, kalau berbicara dengannya, bicaralah dengan sopan pula. Apabila guru sedang berbicara janganlah kita putus pembicaraannya.

Jika kita ingin disennagi oleh guru, patuhilah kewajiban-kewajibannya, seperti biasakan hadir tiap hari pada waktu yang telah ditentukan, jangan suka bolos atau datang terlambat kecuali karena ada halangan penting sekali, cepat-cepat masuk kelas kembali jika waktu istirahat berakhir, perhatikan pelajaran yang diterangkan guru dengan baik dan selalu memahaminya dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Patuhilan perintah-perintah guru dengan rasa ikhlas yang tumbuh dari lubuk hati, bukan karena tahut dimarahi. Jangan merasa sakit hati bila guru menasehati. Jika kita telah dewasa nanti baru akan terasa manfaatnya dan kita akan berterima kasih kepada guru atas pendidikan yang telah diberikannya itu.
Dengan berbuat baik kepada guru, ilmu yang diberikan guru kita akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-sehari.

Berikut ini beberapa acara berbuat baik kepada guru kita, baik di dalam maupun di luar kelas:
  • Jika guru sedang mengajar, perhatikanlah apa yang sedang diajarkannya.
  • Jika guru bertanya jawablah dengan baik dan sopan.
  • Jika guru memberikan tugas, laksanakanlah tugas tersebut dengan cepat dan benar.
  • Jika bertemu dijalan, ucapkanlah salam dan berikan senyuman.
  • Jika guru sakit, tengoklah segera.
  • Jika guru tidak datang mengajar maka belajarlah dengan sendiri dengan tertib.

2. Berbuat Baik Pada Orangtua

Orangtua kita benar-benar merupana orang yang paling berjasa dalam membesarkan kita sejak dalam kandungan sampai lahir dan menjadi dewasa. Oleh karena itu, sudah selayaknya kedua orangtua mendapatkan kebaikan anaknya. Cara berbuat baik kepada kedua orangtua kita dapat dilakukan dalam dua kesempatan, yaitu saat orangtua masih hidup dan setelah meninggal dunia.

Sewaktu kedua orangtua kita masih hidup berbuat baik dapat dilakukan dengan cara:
  • Mendengarkan nasihat-nasihatnya dengan penuh perhatian, kemudian melaksanakan nasihat-nasihat itu dengan baik.
  • Berbicara dengan lemah lembut dan tidak boleh membentak apalagi menyakiti. Kedua orangtua harus dibantu dan dirawat dengan baik apabila mereka sudah memasuki usia tua.
  • Bersikap merendahkan diiri dan mendoakan agar kedua orangtua selalu dalam lindungan Tuhan dan sehat sejahtera.
  • Sebelum dan sesudah pulang sekolah hendaknya membantu pekerjaan mereka.
  • Menjaga nama baik kedua orangtua di masyarakat dengan bertingkah laku yang baik.
  • Membawa kedua orangtua ke rumah sakit, jika orangtua sakit.
  • Meminta restunya terlebih dahulu atas segala perbuatan penting yang akan dilakukan.
  • Menanamkan hubungan rasa kasih sayang yang telah dibina kedua orangtua.
  • Berbuat baik terhadap orangtua setelah orangtua meninggal dunia dapat dilakukan dengan cara:
  • Menyelenggarakan pengurusan jenasahnya seperti memandikan, menyalatkan, mengkafani, dan menguburkan.
  • Senantiasa berdoa memintakan maaf dan ampun atas segala dosa-dosanya.
  • Menyempurnakan janjinya, jika kedua orangtua mempunyai janji yang tidak sempat terpenuhi sebelum meninggal.
  • Memuliakan dan menjaga hubungan baik denhan para sahabatnya.
  • Menghubungi keluarga kita yang masih bertalian.
Berbuat baik kepada kedua orangtua, yaitu ayah dan ibu adalah budi pekerti yang sangat mulia. Keutamaan berbuat baik kepada kedua orangtua diletakkan Tuhan YME begitu tinggi, sehingga dalam agama perintah menyembah kepada Allah seringkali diiringi dengan perintah berbuat baik kepada orangtua.

Betapa utamanya kedudukan berbuat baik kepada kedua orangtua dalam ajaran agama sehingga walaupun seseorang itu mengerjakan shalat, sedekah, puasa, haji, umroh dan jihad. Jika tidak mau berbakti kepada kedua orangtuanya, ibadahnya tidak banyak menolongnya di akhirat nanti karena ia telah menanggung dosa yang amat besar.

Mengapa Tuhan YME sampai menempatkan derajat yang  begitu tinggi terhadap perbuatan baik kepada orangtua? Hal itu karena jasa orangtua kepada kita sangat besar. Mereka telah bersusah payah membesarkan dan mendidik kita. Seorang ibu mengandung anaknya selama sembilan bula, ia sangat berhati-hati agar kandungannya terpelihara dengan baik, walaupun harus menanggung penderitaan yang cukup lama, namun ia menantikan kehadiran bayinya dengan penuh kesabaran dan kegembiraan.

Ketika melahirkan, ibu dihadapna pada situasi yang sangat menegangkan, yaitu antara hidup dan mati. Akan tetapi setelah sang bayi lahir, sirnalah semua rasa sakit, disambut bayinya dengan senyum yang tulus dan penuh kasih sayang.

Penderitaan ibu tidak terbatas sampai melahirkan anaknya, tetapi masih berlanjut sampai besar. Dengan penuh keikhlasan, anaknya dirawat, dijaga, dan dibimbing. Tengah malam disaat orang-orang sedang tidur nyenyak, ibu harus bangun menyusui anaknya, apalagi jika anak jatuh sakit. Begitulah perlakuan seorang ibu kepada anaknya. Semua dilakukan dengan ikhlas, tanpa mengharapkan balasan sedikitpun.

Seorang ayahpun tidak tinggal diamm, ia berjuang sekuat tenaga mencari nafkah untuk keperluan keluarganya. Setiap hari ia bekerja membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dan istrinya. Teriknya panas matahari bahkan dinginnya malam tidak dihiraukannya, asalkan rezeki bisa diperoleh dan keluarganya bisa hidup sejahtera.

Setelah anak-anaknya berangsur besar, setiap hari seorang ibu harus bangun pagi untuk menyiapkan sarapan anak-anaknya, menyiapkan pakaian dan segala keperluan sekolah bagi anak-anaknya. Tugas ayahpun semakin berat karena semakin besar anaknya semakin besar pula kebutuhan hidup yang harus dipenuhinya, ayah harus bekerja lebih keras lagi untuk mendapatkan rezeki yang lebih banyak.
Selain pekerjaan rutin seperti yang telah disebutkan diatas, ada lagi tugas orangtua yang tak kalah beratnya, yaitu mendidik. Semua orangtua mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yang pandai, saleh, berbudi dan sukses dalam kehidupannya.  Dengan berbagai cara mereka  upayakan agar anak-anak mereka berhasil. Ditunggunya hasil pendidikan dengan harap-harap cemas, mereka akan bertambah khawatir ketika usia anak-anak mereka memasuki usia remaja. Mereka khawatir kalau anaknya terkena pengaruh buruk dari luar. Tiap hari mereka lepas anak-anak ke sekolah dengan doa. Ketika anak-anak pulang sekolah disambutnya dengan rasa syukur.

Begitulah tanggung jawab orangtua kepada anak-anaknya. Demikian besar harapan orangtua bagi kelangsungan hidup anak-anaknya sehingga wajarlah jika agama menempatkan kewajiban berbakti kepada kedua orangtua ini sebagai ajaran yang sangat penting.

3. Berbuat Baik Kepada Saudara

Cara berbuat baik terhadap saudara agar terjadi hubungan yang harmonis adalah:
  • Menghormati dan mencintai saudara seperti mencintai diri sendiri.
  • Menghormati saudara yang lebih tua sebagaimana menghormati kedua orangtua, yaitu dengan mengindahkan nasihatnya dan tidak menentang perintahnya.
  • Mencintai dan menyayangi saudara kita yang lebih tua dengan penuh kasih sayang, sebagaimana orangtua yang menyayangi anak-anaknya.
  • Saling membantu sesama saudara dengan sekuat tenaga.
Suadara yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah yang memiliki hubungan darah atau kerabat dekat kita. Seperti  adik, kakak, paman, bibi, saudara sepupu, dan seterusnya.

Agama kita mengajarkan kepada kita untuk berbuat baik kepada saudara karena merekalah orang-orang tua kita yang terdekat setelah kedua orangtua kita. Kita ini hidup ibarat orang yang sedang berlayar di lautan. Kapal yang kita tumpangi berjalan dengan tenang manakala cuaca cukup baik dan air lautu mengalun dnegan tenang. Suatu saat kapal oleng, bahkan mengguncang dengan hebat ketika terjadi badai dan gelombang. Disaat seperti itulah seya penumpang kapal akan merasa cemas dan butuh perlindungan. Begitulah ibarat kehidupan kita di dunia ini, tidak selamanya berjalan dengan mulus. Ketika menghadapi kesulitan, tentu kita, membutuhkan pertolongan orang lain.

Berbuat baik kepada saudara dilakukan dengan cara memelihara hubungan silaturahmi, antara lain saling mengunjungi, saling membantu, dan saling memahami keadaan masing-masing.
Mengenai tata cara bergaul yang baik diantara keluarga atau saudara, agama telah mengajarkan, yaitu pihak yang lebih tua hendaknya menyayangi pihak yang lebih muda. Sebaliknya, pihak yang lebih mudah hendaknya menghormati pihak yang lebih tua.

4. Berbuat Baik Kepada Tetangga

Kita hidup tidak saja dengan orangtua atau saudara, tetapi juga dengan tetangga. Agar hidup bisa tentram bertetangga, kita harus memiliki budi pekerti yang luhur dan berkelakuan yang baik. Adapun cara berbuat baik kepada tetangga adalah:
  • Membantu dan menolong tetangga jika ia membutuhkan pertolongan.
  • Memberi bantuan pinjaman uang/barang bila mereka membutuhkan.
  • Ikut meringankan beban penderitaan dan kesengsaraan bila tetangga mendapat musibah.
  • Menjenguk tetangga yang sakit atau membantunya dengan memberikan obat-obatan.
  • Jika tetangga ada yang meninggal dunia, kita ikut berbela sungkawa, melayat serta mengantarka jenazahnya ke kuburan.
  • Jika tetangga ada yang membangun rumah, kita ikut membantu secara gotong royong.
  • Menghindari perkataan atau perbuatan yang dapat menyakitkan tetangga.
  • Jika terlanjur berkata berbuat salah, sebaiknya segera meminta maaf.
  • Tidak boleh memamerkan sesuatu yang baru dibeli atau dimiliki kepada tetangga, baik berupa perhiasan maupun yang lainnya.
  • Bila ada aibnya, kita harus menutup aib tetangga tersebut.
  • Jangan menyalakan atau membunyikan TV atau radio terlalu keras apalagi sewaktu tetangga sedang sakit.
  • Bila tetangga mendapat kebaikan atau peruntungan, kita harus ikut gembira.
Tetangga adalah orang yang rumahnya berdekatan dengan rumah kita, hubungan dengan tetetangga itu harus kita jalin dan kita pelihara baik-baik. Kita adalah makhluk sosial yang tidak mungkin dapat hidup sendiri tanpa orang lain, jika suatu saat kita memerlukan tetangga, maka tetangga akan membantu dan menolong kita. 

Apabila kita memerlukan pertolongan orang lain, maka yang mudah kita hubungi adalah orang yang rumahnya paling dekat dengan kita, yaitu tetangga. Seringkali tetangga kita anggap sebagai saudara kita sendiri. Bahkan ada kalanya hubungan dengan tetangga lebih erat dibandingkan dengan hubungan saudara kita yang jauh tempat tinggalnya.

5. Berbuat Baik Kepada Teman

Teman merupakan kawan sepermainan, kawan sekolah, dan kawan seperjuangan. Oleh karena itu, agar hubungan dengan teman baik dan serasi, maka kita harus berbuat baik terhadap teman, baik di sekolah, di rumah, maupun di tempat bermain. Cara bebruat baik terhadap teman dilakukan antara lain:
  • Memberi salam jika bertemu, baik di jalan, di rumah maupun di sekolah.
  • Saling memaafkan jika berbuat kesalahan.
  • Saling menolong jika mendapat kesusahan.
  • Saling memberikan nasihat jika diperlukan.
  • Menjenguk ketika teman sakit sambil mendoakan untuk kesembuhannya.
  • Tidak bermusuhan apalagi lebih dari 3 hari.
  • Tidak gembira diaat teman sedang mendapat kesusahan.
  • Tidak bersikap sombong.
  • Tidak suka memfitnah, berbuat zalim, serta berburuk sangka terhadap teman.
  • Mau mengusahakan perdamaian seandainya ada perselisihan diantara teman.
Pergaulan dengan orang sebaya adalah sangat penting. Hampir setiap hari, dilingkungan rumah, disekolah atau ditempat-tempat perkumpulan, kita sering bersama dengan teman sebaya. Sahabat-sahabat kita adalah teman sebaya yang memiliki kesamaan dengan kita dalam beberapa hal. Pada saat menemui kesulitan, mereka merupakan orang tempat untuk diminati bantuannya. Seringkali untuk hal-hal tertentu yang sifatnya lebih pribadi pun kita lebih terbuka kepada sahabat kita dari pada kepada orangtua atau saudara sendiri.

Karena dalam pergaulan sehari-hari kita selalu saling membutuhkan dan selalu bersama-sama dengan orang yang sebaya, mereka patut kita hormati dan hargai. Dengan menjalani pergaulan dengan mereka secara baik-baik pada saat kita menemui kesulitan, mereka akan membantu sesuai dengan kemampuan mereka. Hendaknya kita turut memikirkan segala persoalan yang dihadapinya, menghargai kebutuhan dan kepentingannya, dan turut meringankan beban yang dipiikulnya, baik beban materi maupun batin.

6. Membiasakan Berbuat Baik Pada Orang Lemah

Kita hendaknya memupuk rasa kasih sayang kepada orang yang lemah atau teman yang membutuhkan pertolongan. Cara yang dapat dilakukan adalah:
  • Menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat dan menuntun orang buta ketika menyeberang jalan di tempat yang ramai.
  • Memberikan tempat duduk kepada orang yang telah tua, orang buta, anak-anak, dan wanita waktu berdesak-desakan dalam kendaraan.
  • Memberikan bantuan kepada panti asuhan atau rumah miskin. 
  • Memberikan bantuan kepada korban bencana alam, baik berupa uang, pakaiana, maupun obat-obatan.
  • Suka menolong orang lain yang sangat memerlukan bantuan, seperti membantu orang miskin, orang cacat mental, dan orang cacat jasmani.
Kaum lemah adalah orang yang ditakdirkan Allah memiiki kelemahan atau kekurangan. Kelemahan atau kekurangan ini dapat berupa harta seperti fakir miskin, kekurangan anggota badan seperti cacat tubuh, kekurangan perlindungan hidup seperti janda dan anak yatim, atau berupa hilangnya anggota tubuh karena umur, seperti orang yang sudah lanjut usia.

Agam mengajarkan kepada pemeluknya untuk senantiasa berbuat kebaikan kepada sesamanya, termasuk kepada kaum lemah. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering mengalami hambatan. Oleh karena itu, kita harus berbuat baik kepada mereka agar hambatan atau beban hidup mereka teratasi dan menjadi ringan.

Kita hendanya senantiasa bersikap lemah dan lembut terhadap anak yatim dan fakir miskin dan janganlah sekali-kali berlaku kasar terhadap mereka. Perlakuan kita yang lemah lembut akan menghibur dan membesarkan hati mereka. Perlakuan kita yang kasar akan membuat mereka tambah sedih.

Sekian informasi seputar contoh budi pekerti yang baik, semoga bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Berbudi Pekerti yang Baik

Etika Bergaul Dalam Masyarakat